Di sini di serambi masjid dan di dalam masjid yg bertrap lebih tinggi. Penuh. Sesak, namun damai.
Ada 3 golongan baju.
Putih" bagi si pangantin.
Hitam utk santri dan atlet pencak silat.
Dan kami yg awam ini, berpakain dgn berbagai corak dan warna.
Islam mengajarkan kekuatan dan kemandirian. Di dalam sebuh hadits, Allah mencintai muslim yg kuat drpd muslim yg lemah. Ya kuat iman, kuat ibadahnya, kuat fisiknya, dan tak terpungkiri kuat ekonominya. Kali ini aku melihat bagaimana Islam mengdorong setiap muslim agar kuat secara fisik dan batin, salah satunya melalui bisa bela diri. Utk menjaga diri, menjaga kehormatan, melindungi yg lemah, assal digunakan scr bijak.
Atlet pria jelas terlihat gagah. Muslimahnya, tetap berhijab dan menggunakan pakain khas atlet itu. Hitam. Anggun. Kuat. Kokoh. Lembut tapi tak lemah.
Subhanallah.
Di dalam dimensi yg sama, akan berlangsung ijab qobul anak adam dan hawa. Mempelai berhias rapi, berpaikain putih. Terus mendengarkhan khotbah nikah dan terus ditanyai utk meyakinkan oleh wali nikah sebelum akad dilangsungkan,
Tergelitik melihatnya. Yaa Rabb, bagaimana rasanya momen itu? Masyaallah..
"Slirane wis ngeri saktenane calon mantene?"
Dan kami hadirin. Disamping kiriku, sosok wanita bergamis hijau, berkerung bunga nun cantik. Tentu saja orangnya pun cantik. Ibuku.
Aku membagi konsentrasi mendengarkan, mengamati suasana, dan mengetik ini semua.
Tentu terus aku berdoa, diringi deras shalawat atas Kanjeng pangeran Nabiallah Muhammad Saw.
آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar