Muslimah. Entrepreneur. Balon. Seni Tari. Joglo. Menulis. Musik.

Sabtu, 11 Januari 2014

SEGELAS TEH BANDULAN DAN SETUSUK SEMPOLAN

Balada tahun baru dalam rajutan mimpi dan semangat baru meski dalam buku yang sama: hidup.

Tak selayaknya menghapus memori sekelam dan sehitam pun itu, dan tak jua pantas mengelak bahwa diri ini kini dan nanti adalah hasil sintesis segala memori dan peristiwa di masa lampau. Mari berlanjut mengenang masa-masa tak terlupa (namun tak jua ingin benar-benar mengulangnya haha). Tim II KKN Undip Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.

Ceritera masa lampau tak akan pernah berdaya tanpa mengenang pribadi per pribadi, individu per individu, mengupas hal yang tabu untuk diungkap, membuka yang seringkali tak selayaknya, haha. Mari merangkai puzzle-puzzle kenangan dalam bingkai profil pengurus Kecamatan Tirto.





Wildan Ardiansyah

Here we go! Our beloved Korcam, Wildan Ardiansyah, pemilik akun twitter @wildanardian yang lama tidak aktif, asal Bekasi. Kemampuan public speaking-nya jelas teruji, tapi bukan soal sepi menyepik.
Wildan kalau mandi lamaaaaaaaa banget bisa 1 jam! Kalau ditanya “Wil, ngapain aja sih di kamar mandi?”, sambil tersipu Wildan maenjawab, “Haha biar saya dan calon istri saya saja yang tahu”. See? Hahaha. Nah, selain itu dia kalau makan banyaaaaaak banget, menggunung. Inilah sedikit kebiasaan Wildan yang membuat gempar anak-anak KKN terutama teman sedesanya.
Wildan ini gemar menebarkan salam hangat terdahsyat untuk keluarga di rumah. Inilah sekelumit gambaran personal seorang Wildan. Selama KKN juga, jaketnya sering kucel, rambutnya juga. Eh pas giliran foto studio, udah necis aja nih korcam satu. Hahaha.
Lepas dari itu, Wildan dikenal aktif di kegiatan kemahasiswaan. Karirnya memuncak ketika menjadi Ketua HMJ Administrasi Publik dan tahun berikutnya hijrah ke BEM FISIP. Pantas saja, sejak awal pemilihan korcam Tirto, Widan ini langsung memperoleh suara terbanyak. So, hidup mahasiswa!
Belakangan benih-benih cinta bersemi selepas KKN. Wildan Sang Korcam ternyata meneruskan “silaturahim”nya dengan Sekretaris Desa Pacar. Wildan mengaku saat KKN belum ada getar nyata yang meyakinkannya, tetapi memang inilah the power of silaturahim yaaaaaa Wil :p


Muhammad Zulfa Alfaruq

Wakorcam, MZA. Zulfa (sekadar mempertegas dia ini laki-laki walau namanya manis), Mawapres Fakultas Psikologi, Ketua Senat Mahasiswa, sekaligus aktivis dakwah Rohani Islam. Tenang, santun, humoris dengan guyonan out of the box.
Rezeki si wakorcam ini tinggal di Desa Silirejo. Desa persimpangan yang harus melewati jalan gelap tanpa listrik dan penuh lubang. Kanan kirinya hamparan kebun tebu dan pepohonan rindang lain.
Dedikasi saat KKN selain jadi wakorcam, Zulfa siap sedia antar jemput gadis Desa Dadirejo, Rona,  kalau rapat malam. Kalau mantengin tweet-tweetnya, Zulfa ini kerap bercerita tentang hati bak seorang pujangga.
Skiers apakah kalian memerhatikan kacamata Zulfa? Dia punya dua kacamata lhoooo. Yang pertama kacamata frame berbetuk persegi panjang, satunya lagi full frame hitam tebal ala Bung Hatta. Setelah dikonfirmasi, dengan senyum tersipu Zulfa bilang kacamata itu buat cadangan. Ya ya asal bukan wanita cadangan aja yaa Zulfaaaaaa hahaha.



Agus Riyanto Poerwoprajitno

Bendahara kecamatan. Well, Agus ini termasuk laki-laki yang teliti, ya ga salah kalau jadi bendahara. Sebelum dan selama KKN dia disibukkan dengan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Expo Kecamatan Tirto. Terus, terus, dan terus revisi seiiring fluktuasi pengeluaran dan penerimaan keuangan. Ya karena sponsor meleset maaan... hahaha.
Agus termasuk satu dari dua anak Teknik Kimia 2010 yang berhasil KKN duluan, selain Bu Sekcam kita Rona Trisnaningtyas. Selama persiapan dan saat KKN sesekali anak Beswan Djarum ini menghilang dari peredaran karena mobilitasnya yang tinggi. Keren deh! :D
Obrolan hangat tetang Agus adalah ketika terbongkar skema drama penembakan cinta untuk sang kekasih hati. Pecahlah rasa penasaran dan tawa skiers. Hahaha.



Bangkit Sasongko

Bangkit Sasongko, cowok kece badai asal Kudus dengan tinggi ± 180 cm. Selama KKN sepertinya sering banget wisata kuliner. Buktinya, doi nih yang merekomendasikan menu takjil dan buka puasa saat buber kecamatan. Gayanya itu lho meyakinkan, mengangkat jempol seraya berkata “Menurutku sih enak”.
SWOT-nya Mas Bangkit ini : Strength (S) tinggi, easy going, menawan, mantan Ketua Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB. Weakness (W) takut menyakiti hati wanita. Opportunity (O) tawaran jadi artis hahaha. Treath (T) oh maaan more than 2 years 3 months nih saat KKN hahahaha.
Eh iya, si masnya pernah panik pas KRS-an lhooo. Maklum KRS FEB emang ribet. Sampai beberapa hari status doi “nggantung” gara-gara belum dapat kelas Kewarganegaraan. Sabar ya, Bang!
Puncak karirnya di KKN bukan karena dia jadi Sie Acara Expo sama Liza, tapi waktu jadi juri fashion show SD dan Remaja sama Annisa (Duta Wiasata Banajarnegara yang KKN di Desa Sidorejo) yang berkedok mahasiswa Beswan Djarum.



Hendy Aprilian Hidayat

Hendy Aprilian Hidayat, anak rantau pantang pulang sebelum sukses, status kala KKN pun masih “nggantung” gara-gara pengumuman fast track MIESP tak kunjung keluar.  Tapi sekarang udah kan? Selametaaaan biar berkah, Hen :p
Skiers, apa kesan pertama yang kalian tentang Hendy? Atau saat pertama dia bersuara menyampaikan aspirasi? Kritis? Solutif? Mak Jleb Jlbe? Seram? Atau bahkan malesin? Ya, wajar dan sah-sah saja skiers. Hahaha. Pemuda Pangkalanbun ini sejatinya adalah mantan ketua Lembaga Pers Mahasiswa FEB, Edents namanya. Jadi, tidak heran kan gaya Hendy gitu. Jurnalis maaaan.
Doi suka nyanyiin mars FEB “Economic! Economic! Economic goes marching in......” dan disubstitusi dengan lirik lain. Lain lagi nyayiin mars teknik, terus entahlah dipropaganda macam apalagi dengan ganti lirik dan ngomporin banyak hal.
Selama KKN tugasnya menjadi Sie Transkapjin—transportasi, perlengkapam, dan perijinan—hmmm meski sebenarnya ijin sesuai EYD-nya itu izin kan ya? Hahaha.
Bapak Hendy jadi hero banget pas bikin rainbow card alias kartu pelangi membantu para sekcam yang sudah mentok. Dengan kelihaian dan kegesitannya tangan doi menari di atas keyboard laptop. Dan tadaaaa... jadilah (sejadinya) kartu pelangi pelengkap LPK Kecamatan. Thanks Hen!


Rajendra Wishnu Tristantyo (erwete:D)

Pembalap asala Pemalang. Mengapa demikian? Karena pasca-KKN dia jatuh dari motor dan anak-anak Tirtoski Kecski ribut di group Whatsapp memperbincangkan klaim asuransi mahasiswa KKN. Bukannya malah mengkhawatirkan korban hahaha.
Banyak cerita tentang Jendra. Pertama, rezekinya Jendra ditempatkan di Desa Karanganyar. Desa yang “antik” banget skiers! Di desanya, Jendra jadi anak baik-baik, kalau habis kumpul kecamatan, wajib lapor hasil ke semuan aggota desanya, terutama lapor keee....keee...ke kordesnya :D. Okay skip cerita tentang itu.
Nah karena rumah Jendra yang dekat dari lokasi KKN, sering nih anak satu balik rumah, nggak tidur di posko. Oh yaaa, di kepengurusan KKN doi jadi Sie Dekdok sama Mas Adri. Dia bangga banget pas nunjukin poster dan backdrop untuk Expo Kecaatan yang malah dibuat duduk-duduk pengurus kecamatan di bawah naungan langit malam Tirto. Dududu~
Ah cerita sebelumnya bakal ga seberkesan cerita cintanya Jendra ini. Slogannya “Mari Bung Rebut Hatinya!” *pakenadahalohalobandung* Dialah pejuang hati Liza (Elenka:D) mojang Desa Wuled. Ini lho skiers, salah satu bukti The Power of Ceng-Cengan dan Kisah Kasih Nyata. Perjuangan Jendra alhamdulillah membuahkan hasil. Meski keduanya sempat menyangkal. 



 Arief Andriansyah

Kakak kita bersama, Arief Andriansyah. Mahasiwa Teknik Sipil tingkat akhir, anggota rumpun ngapak asal Tegal. Hingga cerita ini dilansir doi masih berjuang dengan TA-nya. Mas Andri ditempatkan di Desa Samborejo sama seperti Hendy. Ternyata selama KKN doi masih ribet SP, beruntung banget bisa aman dari inspeksi DKKN ya. Hahaha.
Well... Mas Andriski ini partner-an sama Jendra jadi Sie Dekdok. Skiers Mas Andri ini lhoooo yang berjasa nge-shoot video flashmob  Goyang Caesar pas Expo Kecamatan. Saking enjoy-nya, dari atas panggung Mas Andri senyum-senyum sendiri sambil goyang-goyang dikit. Berdidkasi sekali kakak kita ini, bertugas dan ngerem hasrat goyangnya. Hahaha.
Mas Andri, Hendy, dan Aisyah suatu hari kebagian tugas untuk masukin proposal sponsorship expo ke Teh Bandulan dan Qonita Batik. Nah Aisyah ini mengaku trauma karena diboncengin Mas Andri gara-gara ngebut dan full musik dangdut. Serupa deh sama Rona yang juga didendangankan musik dangdut sepulang jalan-jalan dari Pantai Sigandul.



Yohanis Lundji Kadu Mbani

Daaaaan sekarang ada Yohanis Lundji Kadu Mbani. Hai, Jhoni! Tidak banyak hal yang terungkap dari Jhoni. Siap sedia bertugas jadi Sie Humas KKN Tirto. Meski pendiam, tatkala mahasiswa FISIP ini speak up, semua mata bisa tertuju padanya. Aksen dan logat bicaranya sungguh menarik perhatian.

Jhoni ditempatkan di Desa Curug sejoli dengan Agus yang letaknya jauuuuuuuh dari pusat kecamatan. Tapi kalau berkukjung ke desanya mata kita akan dimanjakan dengan hamparan hijau sawah dengan insfrastruktur jalan yang sudah cukup baik.


Part pria-pria telah usai. Mari beranjak dari para Arjuna yang baik hatinya menuju profil Srikandi-srikandi muda Kecamatan Tirto yang tak kalah kece badai haha


Rona Trisnaningtyas (miss sepik-able :D)

Ini dia, kandidat korcam asal Fakultas Teknik *yangakhirnyadikalahkanwildan*. Dia akhirnya ter(di)tunjuk menjadi sekretaris kecamatan karena urusan gender haha. Sering merasa terdominasi dan menjadi kaum minoritas karena tak punya banyak teman sejurusan di Kecamatan Tirto.
Let’s move. Coba perhatikan salah satu bagian namanya: “trisna”. Bagian ini berarti banyak bagi hidupnya. Bukan karena nama adalah do’a, namun lebih karena bagian tersebut menunjukkan seperti apa dirinya, paling tidak semasa KKN haha. Menjadi bahan sepik-an karena ekspresinya yang hanya tertawa (ngekek rak jelas) dan dijuluki Sang Princess karena menjadi bahan rebutan (makna konotatif hehe).
Skiers, masih ingatkah momen terakhir Rona bermotor berdua dengan Mas Andri di Pantai Sigandu? Duo teknik kimia-teknik sipil ini bisa saja akan cocok karena mungkin dapat membuat inovasi di bidang teknik misalnya bangunan anti kiamat dari bahan sabun. Namun konon Mas Andri harus menjadi ketua organisasi untuk bisa mendapatkan cewek pendaki gunung ini. Semangat Mas! J haha. Poskonya pernah jadi tempat kumpul mahasiswa se-kecamatan dan Goyang Cesar ala Tirto.
Dia ini salah satu yang paling berjasa dalam nilai KKN kita semua guyski, karena berkat dia dan Aisyah LRK, LPK, dan segala teman-temannya yang bersifat administratif dan kesekretariatan bisa selesai. Juga memberi kita Hendy dan Bangkit mangga super enak di desa Dadirejo, serta menampung belasan perangkat kecamatan di poskonya (yang cukup lumayan agak sempit sekali, jauh dari peradaban, jalannya berbatu dan berlubang, hutan disana sini hahaha), demi menggarap kartu pelangi. God job, girl!


Aisyah ODP (Oktasari Dian Pertiwi)

Aisyah ODP, sekcam 2 hasil pilihan dari bu sekcam 1, Rona. Dia ini perangkat kecamatan utusan dari Desa Sidorejo dan dipilih Rona untuk menjadi pendamping hidupnya (#eaaaa) selama KKN di Tirto.
Dikenal sebagai pentolan UPK (unit pelaksana kegiatan) Tari FEB Undip, spesialisasi tari jawa. Detil, tampak grasa-grusu namun penuh perhitungan khas banget aktivis, organisator kegiatan. Maklum, dia ini pernah merumput (bahasa pemain sepakbolanya) di HMJM FEB Undip -yang terkenal sering punya acara bagus-. 2 tahun mendekam di HMJM, dia melebarkan sayapnya untuk jadi penggagas tari jawa di FEB.
Berasal dari kota mendoan (haha), dia ini seringkali tampak seperti ibu-ibu pengajian: bergamis. Hobi banget pake masker selama rapat kecamatan, masih inget guyski? Kalo Zulfa dikenal sebagai pendakwah yang sering tampil dengan twit-twit menyentuh ala pujangga, Aisyah ini versi ceweknya, meski seringkali terlihat bergalau ria, haha.
Berjasa dalam pembuatan, pencetakan, dan pengumpulan rainbow card (bukan cake) di masa-masa akhir upacara penarikan mahasiswa KKN, wong jowo kenthel ini bersama Jhoni, Liza, Shafira, Zulfa, dan Mbak Ayu tidak ikut main ke pantai Sigandu di saat-saat akhir KKN. Kasian ya :p. Well, mbak-mbak yang pernah jadi Duta Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banymas kala itu punya target jadi lulusan terbaik jurusan Manajemen. Mari kita doakan bersama guys!


Liza Nurul Khotimah (elenka :p)

Liza -atau lebih enak dipanggil elenka haha-, utusan dari desa Wuled (Desa Teladan KKN periode ini) yang menjabat sebagai seksi acara saat KKN. Mahasiswi psikologi ini berperan besar (bersama Bangkit) dalam keberlangsungan acara-acara kecamatan.
Terlihat sangat sibuk dan lesu saat expo masa-masa akhir KKN (meski terlihat sangat bahagia pasca KKN *lirik Jendra* haha). Mungkin karena ribet sama juklak (petunjuk pelaksanaan) lomba dan detil acara yang rempongitasnya tidak perlu diragukan lagi.
Meski poskonya salah satu yang paling jauh dari pusat kecamatan (Desa Pacar dan Samborejo tentunya :p), si Liza ini masih semangat untuk rapat dan berkumpul bersama Tirtoski Kecski. Motornya yang masih kempling (hahaha) dan motor Aisyah sering banget dipake para pria (bareng wanita juga sih) untuk menjemput makanan di Dadirejo yang notabene jauh dari peradaban dan jalannya berbatu. Kasian motormu Liz, haha.
Yaaaap, dan akhirnya yang sangat menarik dari profil sang Tlogosari(er) adalah ceritanya bersama Rajendra “erwete” Wishnu Tristantyo. Well, kami semua berbahagia atas kebahagiaan kalian. Semoga lekas menjadi pasangan yang resmi secara agama dan negara guys, doa kami menyertai haha. Aamiin! J


Shafira Inas Nurina


Shafira Inas Nurina, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi yang menjadi utusan Desa Pandanarum. Shafira kemudian menjadi partner Hendy dalam ber-transkapjin-ria.
Shafira ini aktif di organisasi artist nya Undip: PSM. Kita rugi guys nggak memberi ruang buat Shafira menampilkan suara emasnya pas expo. Beliau berjasa banyak dalam penyediaan pita pembukaan expo yang dipotong Pak Camat. Itu pita desanya Shafira, haha.
Puncak karier Shafira selama KKN terjadi saat Pandanarum jadi desa penanggung jawab acara nonton layar tancap bareng di lapangan kecamatan. Waktu itu Shafira dkk nampilin video sulap yang mereka bikin sendiri. Kocak, superkocak. Remember guys? Mereka tampil dengan gaya Demian, pesulap kondang Indonesia. Kalo Demian sering bilang: “Saatnya bilang, sempurna”, Pandanarumers bilang: “Saatnya bilang, sempolan!”. Video ini membuat nama Shafira dkk melambung. Dan makin melambung saat Goyang Cesar di Dadirejo. Selamat, Shaf! :D


Nindita Ria Noviana

Lanjuuut. Yang selanjutnya ini mahasiswi jurusan Administrasi Publik. Selama KKN dia tinggal di desa Pucung (yang diplesetkan jadi Cupung dan punya slogan ceria: cupung ceria -_-).
Aktif bermedia sosial kemudian menjadikan Nindita –yang sering disapa Ninin- sebagai admin Twitter kecamatan Tirto selama KKN: @KknTirto2013. Twitter ini ternyata masih ada pemirsa, haha. Twit terakhir tanggal 5 September, waktu nilai KKN sudah keluar. Setelahnya, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Yuk mari sambangi profil twitter kita itu, stalkingin twit-twitnya, dan mulai bermain dengan puzzle-puzzle kenangan di Tirto, hehe.
Meskipun agak sedikit rada alay (haha) twit karya Nindita sang admin ini mampu membuat kita (setidaknya saya sendiri) agak merindukan masa-masa KKN, haha. Cayooo, cah medsos!


Ayu Rahmawati Tirto

Ayu Rahmawati Tirto, mahasiswi Psikologi 2010. Selama KKN bertugas di Desa Tanjung bersama Bangkit Sasongko, cewek jangkung ini salah satu pentolan Perangkat Kecamatan juga. Dan hampir dapat dipastikan (dengan ilmu sotoy), dosen KKN memilih Mbak Ayu untuk jadi 1 dari sekian mahasiswa yang KKN di Tirto karena nama belakangnya! Haha.
Anda masih mendengarkan radio dan berkirim salam? Mungkin anda mengenal suaranya. Ayu (yang sering dipanggil Mbak Ayu) ini sering menduara lewat 90.2 Trax FM Semarang. Terkenal kan? Haha.
Sebagai seorang penyiar radio, wajar saja kalau Mbak Ayu ini punya gaya bicara mantap, pandai bergaul, dan jadi MC kondang saat buka bersama Tirtoski. Saat KKN, Mbak Ayu ini yang memperjuangkan tanda tangan ketua LPPM Undip Prof. Imam Ghazali untuk di proposal sponsorship. Yap, dia menjabat sebagai seksi danus.
Berpostur jangkung, rambut terurai, berkacamata, celana jeans, dan sepatu (ntah boots atau semi haha), wajar kan kalau saya mengira Mbak Ayu ini rocker? Dan ternyata memang benar. Dia aktif ngeband, pemirsa! Hehe. Are you ready to rock, guys?


Sundari Yuwan Angela

Oke, ini personil perangkat kecamatan terakhir. Biasa dipanggil Yuwan, dia jadi utusan asal desa Ngalian. Mahasiswi jurusan Administrasi Publik ini dapet kerjaan untuk jadi temennya Mbak Ayu di danus.
Yuwan nih anak Pekalongan asli yang berjasa banget jadi navigator pas nembusin proposal sponsorship ke Bupati Pekalongan, PMI, dan dinas-dinas. Nah sebagai putri daerah doi juga demen mempromosikan Pekalongan termasuk kuliner-kulinernya :9
Desanya punya cerita unik seputar kordesnya, hehe. Okay, off the record guyski. Desanya Yuwan ini cukup menonjol. Selain karena wilayahnya yang ada di ujung dunia ketiga, bersawah-sawah, posko dikelilingi bambu, Ngalian juga ngadain donor darah guys. Keren ya? Salut, Yuwan!
Tim Perangkat Kecamatan TIrto sepertinya dihuni mahasiswa-mahasiswi berprestasi di bidangnya masing-masing. Pendaki gunung, asisten lab, penari, organisastor, jurnalis, mawapres, dan yang lainnya. Kita semua mesti percaya, ini semua tidak by nature. Ini semua by designed. Tuhan merancang pertemuan kita sebagai untuk bertemu lewat proses yang panjang guys. Well, seharusnya sinergi ini masih terjaga rapi, semoga kita tak kehilangan kontak meski tak saling tampak, masih terikat mesti tak kasat.


Untuk segelas teh bandulan, setusuk sempolan, kami ucapkan terima kasih telah menghidangkan keramahan dan menggairahkan semangat bagi jiwa –jiwa kami.
Entah keluarga KKN di desa maupun di kecamatan ini, tetapi sejatinya kami diberi cara yang indah oleh Allah Swt., mempertemukan dengan orang-orang yang begitu banyak memiliki talenta, membuat kami belajar banyak darinya, sadar atau pun tidak.

Tips: baca tulisan ini sembari mendengarkan lagu Project Pop, ingatlah hari ini.
Kamu sangat berarti, istimewa di hati, selamanya rasa ini..
jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing..
Ingatlah hari ini..




Sepotong chococake dari :
Aisyah ODP dan Hendy A. Hidayat owner http://hendyaprilian.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar