Muslimah. Entrepreneur. Balon. Seni Tari. Joglo. Menulis. Musik.

Jumat, 21 Februari 2014

(Jangan) Memilih Teman

Kalimat yang menurutku akan semakin dipahami seiiring bertambahnya kedewasaan : (Jangan) Memilih-milih teman.
Ya? Mengapa?
Aku katakan kalimat ini akan lebih kita pahami seiirng kedewasaan bertambah, seiring telah kita jumpai teman dan lawan, saat kita bisa memebedakan mana teman dan mana sahabat, seiring kita bisa merasakan "pengaruh"nya, seiring kini dan di masa nanti menjadi apa kita.
Buatku, penting memilih teman karenaaaaaaa ada beberapa tingkatan teman. Sesuai yang aku alami hingga usia kepala duaku ini ;;)
Okay pertama. Kita ada di sekelompok populasi, dipersatukan dengan persamaan seragam, institusi, daerah atau apapun itu. Ketika kita ada di suasana itu, kita mengenal atau sekadar tau, sudah bisa lah dikatakan teman. "Oh ya, aku kenal Aisyah, dia anak manajemen juga".
Hmmmm tingkatan selanjutnya, teman yang datang saat sedih ke kita, ngerasa kita bisa jadi "tempat sampah", curhat abis abisan, trus kitanya warm welcome banget, tapi kalau udah selesai ya udah. Akrab kan dengan istilah "kalau butuh aja", "kalau ada maunya", gitu deh. Tapi in shaa Allah aku berusaha positif thinking kok, berarti menurut teman kita itu kita dioercaya utk berkeluh kesah, sharing, atau kita bisa dianggao bisa ngasih solusi. Bisa kan?
Ada tingkatan lagi, teman makan teman hahahaha. Ataaaaaaauuu teman datang di saat bahagia saja nah nah nah. Ini kayak orang kondangan, ikiut seneng pas mantenan hahaha. Ini agak nyebelin ini. Malah seringe nyebeli banget :|



Tingkatan selanjutnya.
Teman yg masih sepopulasi tadi atau di luar populasi, tetapi masih dalam ekosistem yang sama. Pertemanan bak Diagram Venn. Jadi, aku sebagai Aisyah anak HMJM, juga UPK Tari, pasti kenal dan punya teman akrab yang suka main bareng, curhat dan sebagainya karena disatukan dgn visi misi dan perjuangan. Di sisi lain, aku juga anak laboratorium manajemen FEB UNDIP, punya juga gank nih isinya anak-anak asisten lab, main juga sama mereka. Nah tapi di sisi lain aku punya teman buat diajak arisan ala mbak mbak 20 tahun (lebih :p). Jadi hmmm Diagram Venn itu ketika pada salah satu potongan kita membaur, potongan tadi bakal jadi potongan-potongan lagi, dan kita termasuk di dalamnya. Menurutku tingkatan ini lebih tinggi karena lebih terjalin komunikasi personal.
Yaps, sekarang mulai ke tingkatan yang lebih tinggi.
Teman seperjuangan. Ini bener bener konco kenthel, ga cuma buat main atau karena dipersatukan oleh kerja profesional. Tapi sungguh lho harus disadari perjuangannya. Kita memperjuangkan cita-cita yang sama, nilai-nilai yang sama, ideologi yang sama. Ini menurutku bisa dibilang sahabat.
Terinspirasi dari cuplikan nasyid "kan kucari-cari teman yang sejati, buat menemani perjuangan suci~"
Lalu...
Sahabat
Friendship doesn't count a miles dan ga peduli seberapa lama kita telah saling mengenal.
Tak menegenal usia.
Sahabat akan selalu memberi energi positif.
Respect.

Katanya mereka akan selalu ada buat kita dalam keadaan apa pun, di mana pun. Iya bisa, karena skrg alat komunikasi canggih, transportasi banyak, jadi begitu galau, seneng, bisa deh langsung nemplok hahaha.
Selalu memberi energi positif, dengan caranya sahabat bisa saling mengingatkan.
Menghormati dengan atas prinsip, atas keyakinan, atas perbedaan, atas pilihan, atas keputusan.
Tak luput sahabat berpengaruh pada zona asmara kita, it's okay selama ga intervensi.

Aku memohon ampun kedapa Allah Swt., shalawat untuk Nabiku Saw., doa untuk ibu ayahku. Aku berdoa semoga lita bisa menjadi keluarga dunia akhirat, menjadi sahabat dunia akhirat. Aamiin.






Any comments? Atau ada tingkatan macam teman lain?
Atau tell me, aku ini teman macam apa? Syukron :D

1 komentar: