Kamis, 27 Februari 2014
Pelangi
Seperti pelangi yang setia, menunggu hujan reda.
Tetapi pelangi lahir dari pengkhianatan terhadap panas.
Mereka tak berkhianat, semua berjalan dengan kehendak-Nya.
Karena kehendak-Nya mengajarkan kita lara agar tahu bagaimana keindahan itu?
Cuplikan obrolan di path dengan seorang sahabat ;)
Rabu, 26 Februari 2014
Tak Ada Pilihan
Tidak sengaja ngobrol sm dosen marketing management. Entah berawal dr ngobrol apa tiba" salah satu kakak tingkat bertanya ttg industri pertelevisian Indonesia.
Ttg "mahalnya" tontonan yg mendidik. Masyarakat yg tidak berlangganan TV kabel dihadapkan dgn keterbatasan pilihan stasiun TV, tentu terbatas juga acaranya. Ini namanya public TV, ya emg buat publik nasional yg mengakses tanpa mengeluarkan dana lebih. Kalau mau menikmati acara yg berkualitas dgn pilihan lebih banyak harus bayar mahal. Ya to? Harus langganan TV kabel yg harganya berkisar mulai dari 150 ribu per bulan.
Yg aku lihat, ini jd ada gap, ada ketidak adilan. Kenapa? Krn yg pny uang dan pny kesempatan yg menikmati lbh banyak hiburan, bahkan kl TV kabel byk chanel yg lbh mendidik. Nah kl yg "gratisan" aja, yaaa tau sendiri deh acaranya apa aja, gmn kualitasnya. Secara emosional aku bs bilang kl SDM masyarakat yg disuapi tontonan begini terus ya kelihatan kualitasnya, dan sayangnya bs jd mereka masy berpenghasilan pas"an yg ga bs langganan TV kabel. Susah deh upgrading kuliatias SDM kalau gini.
Jumat, 21 Februari 2014
(Jangan) Memilih Teman
Kalimat yang menurutku akan semakin dipahami seiiring bertambahnya kedewasaan : (Jangan) Memilih-milih teman.
Ya? Mengapa?
Aku katakan kalimat ini akan lebih kita pahami seiirng kedewasaan bertambah, seiring telah kita jumpai teman dan lawan, saat kita bisa memebedakan mana teman dan mana sahabat, seiring kita bisa merasakan "pengaruh"nya, seiring kini dan di masa nanti menjadi apa kita.
Buatku, penting memilih teman karenaaaaaaa ada beberapa tingkatan teman. Sesuai yang aku alami hingga usia kepala duaku ini ;;)
Okay pertama. Kita ada di sekelompok populasi, dipersatukan dengan persamaan seragam, institusi, daerah atau apapun itu. Ketika kita ada di suasana itu, kita mengenal atau sekadar tau, sudah bisa lah dikatakan teman. "Oh ya, aku kenal Aisyah, dia anak manajemen juga".
Hmmmm tingkatan selanjutnya, teman yang datang saat sedih ke kita, ngerasa kita bisa jadi "tempat sampah", curhat abis abisan, trus kitanya warm welcome banget, tapi kalau udah selesai ya udah. Akrab kan dengan istilah "kalau butuh aja", "kalau ada maunya", gitu deh. Tapi in shaa Allah aku berusaha positif thinking kok, berarti menurut teman kita itu kita dioercaya utk berkeluh kesah, sharing, atau kita bisa dianggao bisa ngasih solusi. Bisa kan?
Ada tingkatan lagi, teman makan teman hahahaha. Ataaaaaaauuu teman datang di saat bahagia saja nah nah nah. Ini kayak orang kondangan, ikiut seneng pas mantenan hahaha. Ini agak nyebelin ini. Malah seringe nyebeli banget :|
Hmmmm tingkatan selanjutnya, teman yang datang saat sedih ke kita, ngerasa kita bisa jadi "tempat sampah", curhat abis abisan, trus kitanya warm welcome banget, tapi kalau udah selesai ya udah. Akrab kan dengan istilah "kalau butuh aja", "kalau ada maunya", gitu deh. Tapi in shaa Allah aku berusaha positif thinking kok, berarti menurut teman kita itu kita dioercaya utk berkeluh kesah, sharing, atau kita bisa dianggao bisa ngasih solusi. Bisa kan?
Ada tingkatan lagi, teman makan teman hahahaha. Ataaaaaaauuu teman datang di saat bahagia saja nah nah nah. Ini kayak orang kondangan, ikiut seneng pas mantenan hahaha. Ini agak nyebelin ini. Malah seringe nyebeli banget :|
Langganan:
Postingan (Atom)